Pacaran Islami
Persiapan Menikah (Pra-Nikah) secara Islami
Mau siap nikah? Pacaran dulu, dong!
15 Agustus 2010
Sebagian orang muslim menyangka bahwa kita bisa siap nikah tanpa pacaran lebih dulu. Benarkah demikian? Persangkaan mereka itu keliru! Sebab, makna asli “pacaran” adalah “persiapan menikah”. Mengingat bahwa nikah merupakan langkah besar dalam kehidupan, kita pada umumnya takkan mungkin siap nikah tanpa mempersiapkannya.
Ada juga yang mengharamkan pacaran sebelum menikah karena menyangka bahwa “bentuk pacaran pasti tidak lepas dari perkara-perkara haram, khususnya zina” (sebagaimana dipaparkan di bawah ini). Persangkaan mereka ini juga keliru!
Baca selanjutnya…
Ada juga yang mengharamkan pacaran sebelum menikah karena menyangka bahwa “bentuk pacaran pasti tidak lepas dari perkara-perkara haram, khususnya zina” (sebagaimana dipaparkan di bawah ini). Persangkaan mereka ini juga keliru!
Baca selanjutnya…
Awas! Penipuan berkedok Ta’aruf
13 November 2009
Yth Bapak Muh Shodiq, Saya adalah anggota milis taa’ruf network, saya ingin memberi masukan dan berbagi cerita. Beberapa waktu lalu, saya berkenalan dengan Sdr. HA via milis yang Bapak pimpin, kita melakukan proses ta’aruf pada bulan Juli dan akhirnya memutuskan menikah pada bulan Oktober tanggal 4 2009. Awalnya saya merasa bersyukur dan Alhamdulilah mendapatkan calon suami melalui milis ini, karena saya berharap melalui milis ini saya akan mendapatkan suami yang soleh dan bertanggung jawab. TETAPI tanpa sepengatahuan saya, ternyata suami saya tersebut MENIKAH LAGI dengan calon istri yang berasal dari P pada tanggal 9 Oktober tahun 2009, dan yang membuat saya Hancur serta sakit hati istrinya tersebut pun merupakan anggota milis ini yang bernama L. sungguh saya sangat terpukul Pak. dan merasa di khianati. ternyata istrinya yang di P tersebut pun di bohongi juga karena dia tidak tau ternyata HA telah menikah dengan saya. Satu lagi kebusukan dia Pak, ternyata sebelum menikah dengan saya dan L, HA masih mempunyai istri yang beralamat di C dan masih sah menjadi istrinya.Semoga ukhti dan L tabah dan mendapat berkah dan hikmah dari peristiwa ini. Aamiin.
Untuk informasi Bapak, HA juga aktif mengisi forum-forum keagamaan di milis ini.
Saya berharap dengan kejadian ini, semoga Bapak sebagai Moderator lebih berhati-hati dari ulah lelaki yang tidak bertanggung jawab seperti ini, dan agar tidak ada saya dan L-L lainnya.
Mohon Bapak dapat menjaga kerahasian identitas saya. Demikianlah curahan hati saya, agar semua dapat mengambil hikmah dari kejadian yang menimpa Saya dan L.
Wassalam,
Akhwat
Ukhti, terima kasih atas masukannya. Menindaklanjuti laporan tersebut, kami gugurkan keanggotaan HA di Ta’aruf Network. Kami pun menghimbau supaya kita semua lebih berhati-hati.
saya sangat tertarik membaca semua ini. oleh karena itu saya ingin curhat sama masalah yang sedang saya hadapi, dan saya berharap saya akan mendapatkan jawaban atas kebimbangan hati saya.Tanggapan M Shodiq Mustika: Baca selanjutnya…
saya mempunyai pacar, dan hubungan ini sudah berlangsung selama hampir 7 tahun tapi kami hubungan jarak jauh karna di atinggal di jakarta dan saya tinggal di sumatra, tapi sampai saat ini saya belum menerima kepastian apapun dari pacar saya, dengan alasan study yang belum selesai.
selama saya menjalani pacaran dengan dia selama 2.5 thn saya juga menjalin hubungan lagi dengan rekan kuliah saya, hubungan kami juga sangat dekat,pacar saya yang di jakarta tahu hubungan saya karna saya memang tidak bisa membohonginya, ya pada akhirnya yang ada saya dan pacar ke2 saya hanya putus nyambung begitulah seterusnya hingga dia meninggalkan saya untuk bekerja di luar negeri, yang saya herankan selama dia di luar negeri bukan dia berusaha melupakan saya malah dia merencanakan untuk melamar saya, tapi saya tolak karna saya sudah punya pacar yang jauh direstui oleh keluarga saya, wlau dalam hati sya juga terluka karna harus melukai orang yang sangat berharap pada saya.
tapi lambat laun kami berdua mengerti posisi ,masing2.
lalu ketika saya bekerja saya bertemu lagi dengan pria sekantor saya dan pada akhirnya di amenyatakan perasaannya padaku, waktu itu saya justru sangat terpukul karna dia yang begitu perhatan denganku malah orang non muslim. awalnya saya bisa bersikap biasa saja, akhirnya saya lama2 dekat tapi saya juga sudah jelaskan bahwa diantara kami tidak mungkin bisa bersama karna saya sudah punya pilihan lain dan yang paling prisip adalah bawa kami beda agama. sampai akhirnya dia berkeputusan untuk keluar dari kerjaan, saya pikir dia sudah bisa menerima jawaban dari saya. tapi ternyata sampai saat ini dia masih mengharapkan saya mau ikut dengannya…
dan pada kesempatan ini saya ingin sekali meminta nasehat, bagai mana saya harus menyikapi hal ini? karna terus terang juga ada sedikit perasaan yang lain di hati saya pada orang yang di luar negeri dn orang yang dulu sekantor dengan saya, tapi sungguh, pilihan saya tak pernah berubah, saya tetap pada pacar saya yng pertama.
tapi tolog berikan saya saran, bagai mana saya harus bersabar atas semua ini, karna dari dulu kenapa selalu ada saja lakii2 lain yang mencoba masuk dalam hubungan saya dengan pacar pertama saya,justru kenapa orang ke3 dari kami kenapa selalu lebih perhatian dan serius pada saya, sedangkan orang yang saya tunggu2 sampai hampir 7 thn ini tak pernah beri saya kepastian apapun… tolong saya pa ustadz..
apaah saya harus memilih orang yang lebih serius lagi dengan saya atau saya harus lebih bersabar atas orang yang telah disetujui oleh keluarga? demkian cuthar saya, atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih..
Contoh pacaran islami ala orang awam
24 April 2009
Keberadaan pacaran islami bukan hanya dalam teori. Prakteknya ada. Pelakunya juga tidak harus orang-orang “khosh” seperti ulama NU atau pun tokoh Muhammadiyah. Orang awam pun dapat menjalankannya. Ini dia contohnya, sebagaimana tergambar dalam curhat seorang pembaca situs ini: Baca selanjutnya…
Definisi & Bentuk Nyata Pacaran Islami
16 Maret 2009
saya pengen tanya: Dari manakah bpk mendapatkan istilah “pacaran islami”; dari alQURAN kah atau hadist atau Qias atau ijma’ulama atau fatwa ulama barangkali atau ada rekomendasi dari ulama?Atau malah jgn2 dari pendapat dan tafsir diri anda pribadi?Bertanyalah dengan sesopan-sopannya. Al-Qur’an tidak mengajarkan kita untuk bersangka buruk, ‘kan?
Menurut kaidah dari ushul fiqih, semua muamalah itu boleh, kecuali bila ada larangan dari nash secara qathi. (Kaidah2 itu dirumuskan oleh para ulama ahli ushul fiqih berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah Nabi.) Pacaran itu tergolong muamalah. Jadi, menurut kaidah tersebut, pertanyaan kita seharusnya: Manakah nash yang secara qath’i melarang pacaran islami? Baca selanjutnya…